Beranda


Grease

Grease adalah produk atau dispersi padatan/solid atau semifluida dari thickening agent dalam pelumas cair. Bahan lain yang dapat mengubah sifat pelumas dengan menambah(aditive). (ASTM D288 “Standard Definitions of Terms Relating to Petroleum”)
Dimana grease dipakai
Dipakai jika pelumas harus bertahan diposisinya (tidak berpindah)
Dipakai dimana kesempatan untuk relubrikasi terbatas atau terlalu mahal.
Dipakai jika pelumas tidak perlu berfungsi sebagai pendingin atau untuk membersihkan sistem
Umumnya dipakai pada putaran mesin <5000 RPM
Mengapa grease dipakai
Menyediakan pelumasan.
Mencegah korosi
Berfungsi sebagai SEAL untuk mencegah masuknya kotoran dan air
Menahan kebocoran, dripping, atau terlempar dari permukaan yang dilumasi
Grease yang baik syaratnya
Mempunyai sifat fisik yang sesuai untuk aplikasinya
Kompatibel dengan seal dan material lainnya yang terkena langsung
Dapat mentoleransi sejumlah kecil kontaminasi seperti kelembaban, tanpa kehilangan fungsinya.
Dapat menahan perubahan struktur akibat waktu pemakaian yang lama.Komposisi grease :
terdiri dari komponen cair + thickener/pengental + additive
Komponen cair : umumnya mineral oils
Pengental : Metallic soaps : calcium soaps, sodium soaps, aluminum soaps, lithium & barium soaps
Additives & modifiers : memperbaiki sifat2 lub oil sesuai dengan yang diinginkan pada pemakaian tertentu. Molybdenum Disulfide & modified Teflon (PTFE) dipakai untuk heavy loads Synthetic Lubricants
Synthetic Material : diproduksi dari kombinasi bahan menjadi bentuk baru.
Istilah “Synthetic” pada pelumas dipakai untuk menjelaskan fluida dasar (base fluids), yang dibuat dengan proses sintesa (chemically combining) senyawa-senyawa dengan berat molekul yang rendah dan mempunyai viscositas memadai
Synthetic based lubricants adalah rekayasa manusia, agar mendapatkan struktur molekul tertentu dengan sifat-sifat yang dapat diperkirakan
Kebaikan
Dapat menghasilkan sifat-sifat yang tidak mungkin ditemui pada mineral oils (total non-flammability, tidak dapat tercampur dengan air
Service range temperature lebar, dan satabil pada temeprature rendah ataupun tinggi.
Klasifikasi lubrikasi sinthetic
- Synthesized hydrocarbon
- Organic esters
- Polyglycols
- Phosphate esters
- Dll


Grease digunakan pada mekanisme bearing yang hanya membutuhkan sedikit lubrikasi, dimana tidak perlu menggunakan oli sebagai lubricant. Ia juga berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran masuk ke bearing. Sisi negatif dari penggunaan grease adalah gesekan pada bearing yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan oli, hal ini disebabkan karena nilai viskositasnya yang tinggi.
Berikut adalah beberapa jenis grease bearing yang diklasifikasikan berdasarkan jenis bahan dasar serta fungsinya:
  1. Mineral Grease. Jenis ini menggunakan bahan dasar utama dari mineral minyak bumi, yang dikentalkan oleh bahan sabun. Tipe ini biasa digunakan pada bearing-bearing mesin industri. Dapat bekerja pada temperatur tinggi, terutama yang berbahan dasar sintetis.
  2. Silicone Grease. Tipe ini menggunakan bahan pengental silika yang tidak akan membentuk struktur kristal di dalamnya. Grease tipe ini tidak akan merusak seal yang terbuat dari karet karena bahan dasarnya yang tidak menggunakan minyak bumi.
  3. Food-Grade Grease. Grease jenis ini menggunakan bahan dasar minyak nabati. Ia digunakan sebagai pelumas pada bearing-bearing mesin yang melakukan kontak langsung dengan makanan. Industri manufaktur yang memproduksi makanan pasti menggunakan pelumas jenis ini pada mesinnya.
Salah satu jenis bearing yang paling banyak digunakan di dunia industri adalah tipe ball bearing. 90% dari ball bearing menggunakan pelumas grease. Penggunaan grease pada ball bearing dapat diklasifikasikan berdasarkan desain bearing tersebut menjadi tiga, yaitu:
  1. Single-Shield Bearing. Tipe ini menggunakan sebuah bearing yang memiliki desain khusus dimana pada salah satu sisinya dibuat sebuah dinding tipis (shield). Dinding ini berfungsi untuk menjaga agar kotoran yang tercampur dengan grease di luar dinding tidak masuk ke sisi roller. Desain ini akan lebih memperpanjang usia bearing karena kotoran tidak akan secara mudsh masuk ke sisi roller. 20130917-090412 AM.jpg
    Single-Shield Bearing
    (Sumber)
  2. Double-Shield Bearing. Sama dengan tipe sebelumnya, hanya saja kali ini terdapat dua dinding tipis di kedua sisi roller. Dengan desain ini akan didapatkan perlindungan yang lebih maksimal terhadap roller. Sirkulasi grease terjadi dengan perlahan pada saat mesin berputar dan menciptakan gaya sentrifugal pada bearing tersebut. 20130917-091157 AM.jpg
    Double-Shield Bearing
  3. Open Bearing. Berbeda dengan dua tipe sebelumnya, tipe ini tidak menggunakan dinding (shield) untuk melindungi roller. Namun jenis ini adalah yang paling cocok digunakan untuk mesin dengan beban kerja yang tinggi, sehingga membutuhkan sirkulasi grease lebih besar untuk kebutuhan pendinginan. 20130917-092049 AM.jpg
    Open Bearing


Tidak ada komentar:

Posting Komentar